Kenanganmu Sang Pahlawan
Oleh Elvina Nurina Rakhmadita
Saat itu,
Begitu banyak tetesan peluh
Begitu banyak jiwa yang jatuh
Begitu banyak hati yang rapuh
Begitu banyak bangunan runtuh
Namun,
Tiada sempat kata berkeluh
Tiada arti rentangkan tubuh
Tiada waktu bersikap angkuh
Tiada muka beraut keruh
Engkau Pahlawan
Tetap berdiri kukuh
Bersama jiwa yang teguh
Dengan semangat penuh
Melawan mereka sang pembunuh
Engkau Pahlawan,
Berjuang demi kemerdekaan
Memberikan berjuta pengorbanan
Hilangkan semua ketakutan
Untuk basmi penjajahan
Jasamu Pahlawan,
Akan slalu kami kenang
Dan slalu kami banggakan
Untuk kemajuan masa depan
Ini Aku
Oleh Agma Dian Kartika
Hari itu, 17 Agustus 1945
Aku terlahir atas nama persatuan
Terbentuk karena kecintaan
Muncul setelah penderitaan
Ternama INDONESIA
Hari itu, 17 Agustus 1945
Penantian itu akhirnya berlalu
Ibu pertiwi menangis haru
Melihat kehadiranku
Yang telah ibu rindu
Hari itu, 17 Agustus 1945
Puncak perjuangan prajurit-prajuritku
Prajurit perkasa bersenjata bambu
Menusukan hingga menembus paru-paru
Meletuskan belunggu yang menyelubungiku
Hari itu, 17 Agustus 1945
Aku merangkak, memberontak,
Berteriak pada dunia
INI AKU!
Aku telah lahir, Aku berdaulat,
Dan aku MERDEKA!
Hari itu, 17 Agustus
Aku memproklamirkan kelahiranku pada dunia
Aku Indonesia merdeka
Semua bersatu padu, bertekad bulat
Untuk menyambut Indonesia merdeka.
Merah Putih
Oleh Dewi Susanti
Merahku berani
Putihku suci
Berkibar terbentang
Di tanah lapang
Engkau merah putihku yang kucinta
Tak pernah padam rasa cintaku ini
Slalu bergetar di dalam jiwa
Sang merah putih yang gagah berani
Cintaku ini takkan pernah hilang untukmu
Ku yakin merah putihku pasti mampu
Menjadikan bangsa ini maju
Tak akan ada lagi haru
Tak aka nada lagi pilu
Hanya untukmu merah putihku
Indonesia teruslah maju
TANAH AIRKU
Oleh Wahyu Apriliyanto
Tiap hembusan nafasku
Tetes demi tetes peluhku
Dan tiap aliran darah di nadiku
Semua kuperuntukkan bagimu, Tanah Airku
Engkau telah membuatku mengerti
Tentang rasa dan jiwa dalam hati
Tentang semua pejuang yang rela mati
Tuk selalu menjunjung namamu
Untuk terus membuatmu maju
Aku, satu dari bagian kecil dirimu
Pemuda, calon penerus generasimu
Tak dapat berucap apapun
Selain sebuah rasa syukur
Terima kasih, wahai Tanah Airku
Patriot Muda Pilar Bangsa
Oleh Valentinus Febri Harisetyawan
Kita
Patriot Bangsa…
Ini bukan tentang religius yang menggerus
Ini bukan tentang lingkungan yang kejam
Ini bukan tentang sosial budaya
Ini tentang Cinta…
Cinta Indonesia
Sekali lagi,
Kita patriot bangsa…
Dentuman peluru bergetar, bumikupun bergoncang saat Bom terlempar
Antara hidup dan mati,
Mereka mempertaruhkan denyut nadi,
Siapakah mereka,,.
Mereka adalah para pejuang Bangsa tempo dulu
Tak kenal waktu dan tak kenal lelah,
Bahkan tak hiraukan nyawanya…
Betapa besar jasamu..
Betapa kokoh kau dibaris depan,
Walaupun peluru menyambar
Walaupun bom menghadang
Kau Pahlawan..
Kudengar derap langkahmu menuju medan perang, kau serang dan kau terjang
sampai titik darah penghabisan.
180 derajat dengan kami..
Jiwa ini jiwa beluntas, jiwa keras dan bringas..
Tersembunyi kebusukan di balik catatan sejarah bangsa ini.
Banyak kehinaan di balik jas berdasi.
Termometer pun tak mampu mengukur derajat kenistaannya.
Mana Jiwa Patriotmu..?
Bohong jika kau sebut kita Patriot Bangsa.
Ini bukan sekadar sebutan belaka
Tapi lebih dari sekadar pengabdian
Wahai kau anak muda Bangsa,,
Kita sebagai pilar-pilar penegak Bangsa
Buka matamu, lapangkan dadamu dan besarkan jiwamu…
Sisihkan hati untuk Bangsa ini…
Sorakkanlah semangatmu…
Kobarkanlah jiwa Merah Putihmu…
Pertahankanlah Kemerdekaan ini…
Jagalah kehormatan Bangsa ini…
Jadikan bangsa ini beradab dan luhur…
Hingga pahlawan kita tertawa bangga dan tidur nyenyak di sisiNya
Agar Indonesia
Tak lagi tangisanku
Menjadi bangsa yang besar
Bangsa Indonesia
Terakhir..
Kita adalah patriot bangsa